Diagram atau penampang melintang adalah gabaran atau profil relief dari bentuk muka bumi, baik di daratan atau di dasar laut secara melintang yang diukur dari permukaan air laut. Diagram atau penampang melintang dapat menyjikan gambaran bentuk muka bumi yang menyerupai atau mendekati bentuk yang sesungguhnya di lapangan.
Dengan penampang melintang maka dapat diketahui/dilihat secara jelas bentuk dan ketinggian suatu tempat yang ada di muka bumi. Untuk membuat sebuah penampang melintang maka harus tersedia peta topografi sebab hanya peta topografi yang dapat dibuat penampang melintangnya
a) Menggambarkan tingkat kemiringan bentuk muka bumi (kelerengan)
b) Menggambarkan bentuk puncak atau lembah
c) Menggambarkan tiga dimensi bentuk muka bumi
d) Menggambarkan bentuk muka bumi di daratan dan lautan
1. Penampang melintang daratan
Jika suatu wilayah daratan diiris secara melintang (membuat penampang melintangnya), perbedaan ketinggian seluruh daratan akan terlihat jelas. Sebagai contoh Benua Australia ketika dipotong melintang, maka terdapat penampang melintang tersebut dapat dikenali adanya relief bumi berupa gunung, bukit, dan cekungan. Kenampakan dimulai dari Teluk Collier, yaitu: Gunung Ord (936 m), Plato Kimberly, Gunung Zeil (1511), Danau Eyre , Pegunungan Flinders, Danau Frone, Bukit Brokn, dan Gunung Kosciusko (2.228 m)
Di daratan garis kontur menghubungkan tempat-tempat berketinggian sama, sedangkan kontur pada batimetri menghubungkan tempat-tempat dengan kedalaman sama di bawah permukaan air. Bentuk relief dasar laut,
- Paparan/selasar benua
Paparan benua (continental shelf) merupakan kelanjutan wilayah benua (kontinen). Kedalamannya ±200 m. Contohnya Dangkalan Sunda antara Kalimantan, Jawa, dan Sumatera yang berkedalaman ± 40 – 45 meter. Daerah tebing paparan benua disebut tebing benua/kontinen.
- Dataran abisal
Dataran abisal (bassin floor) adalah dasar laut yang luas setelah tebing benua, dan mengarah ke laut lepas. Dataran abisal merupakan bagian dari paparan benua.
- Punggung laut (ridge/rise)
Punggung laut atau punggung bukit lautan, adalah bentukan di dasar laut yang mirip tanggul raksasa. Panjangnya bisa ribuan kilometer. Punggung laut dibatasi oleh laut dalam di kanan kirinya.Punggung laut yang berlereng curam disebut ridge, sedangkan yang berlereng landai disebut rise.
- Gunung laut
Gunung laut adalah bagian yang berdiri sendiri, dan kakinya mulai dari dasar laut. Puncak gunung dapat muncul ke permukaan air. Contohnya Gunung Krakatau di Selat Sunda.
- Lubuk laut/Basin
Lubuk laut atau basin/bekken adalah cekungan di dasar laut berbentuk bulat atau lonjong (oval). Basin terjadi akibat pemerosotan dasar laut.
- Palung Laut (Trench / trog)
Palung adalah dasar laut sangat dalam dan berdinding curam, yang semakin ke dasar semakin menyempit. Palung sempit dan tidak terlalu curam disebut trench, sedangkan jika lebih lebar dan curam disebut trog. Kedalaman palung bisa mencapai ± 7.000 – 11.000 meter.
- Parit laut
Parit laut adalah bentukan dasar laut yang terjadi akibat masuknya satu lapisan/lempeng benua ke bawah lapisan/lempeng benua yang lain
Contoh pola-pola objek geografi menurut bentuk muka buminya
Geografi adalah ilmu yang mempelajari sebab akibat dari berbagai kenampakan, gejala, dan peristiwa yang terjadi di muka bumi, beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan dan pewilayahan.
Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk muka bumi dan proses terjadinya.
Pengertian ruang (space) dalam geografi adalah keseluruhan permukaan bumi yang merupakan lapisan biosfer, yaitu sebagai tempat hidup manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Pengertian wilayah (region) dalam geografi adalah kesatuan alam yang seerba sama (homogen) dan memiliki ciri khas atau karakteristik khusu tertentu sehingga dapat dibedakan dengan wilayah yang lain.
Prinsip geografi digunakan sebagai dasar dalam menjelaskan gejala atau fenomena yang terjadi untuk dapat memahami karakteristik dan keterkaitannya dengan gejala atau fenomena lain.
a. Prinsip interalasi: menghubungkan gejala yang terjadi di suatu tempat dengan tempat lain di suatu ruang yang sama.
b. Prinsip deskripsi: memberikan penjelasan berdasarkan fakta-fakta dan bukti-bukti yang jelas dan akurat dengan disertai gambar, tabel, grafik, peta maupun diagram.
c. Prinsip penyebaran: menganalisis penyebaran suatu gejala atau fakta di permukaan bumi yang meliputi bentang alam, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan manusia.
d. Prinsip korologi: mengkaji secara ilmiah gejala-gejala yang dikaji berdasrkan fakta-fakta dan bukti-bukti melalui sebaran, interksi, atau interelasinya sehingga dapat diketahui karakteristk khusus dari gejala-gejala tersebut di dalam suatu ruang.
1. Pola iklim (suhu dan tekanan udara)
Suhu atau temperatur udara adalah kondisi panas atau dinginnya udara di suatu tempat yang diukur dengan satuan derajat Celcius (°C). Tekanan udara adalah tenaga yang bekerja untuk mengerahkan massa udara tiap satuan luas tertentu. Tingkat suhu udara atau tekanan udara di suatu tempat dipengaruhi oleh relief permukaan bumi.
2. Pola aliran sungai
Pola aliran sungai menurut arah aliran airnya, yaitu:
1) Konsekuen: arah alirannya sejajar atau searah dengan kemiringan lereng
2) Subsekuen: arah alirannya tegak lurus dengan kemiringan lereng atau tegak lurus dengan arah aliran sungai konsekuen
3) Obsekuen: arah alirannnya berlawanan dengan kemiringan lereng
4) Insekuen: arah alirannya tidak beraturan dan tidak mengikuti kemiringan lereng
5) Resekuen: arah alirannya sejajar dengan aliran sungai konsekuen
Karakteristik aliran sungai yang mengikuti bentang lahannya, yaitu:
1) Radial: pola aliran yang menjauhi atau keluar dari dome/bukit/gunung dan menuju atau mendekati cekungan (depresi).
2) Dendritik: pola aliran sungai berbentuk seperti akar pohon dan cabang-cabangnya.
3) Trelis: pola aliran sungai yang merupakan hasil kombinasi dari sungai konsekuen, resekuen, dan obsekuen yang dapat dijumpai di daerah lipatan.
4) Rectangular: pola aliran sungai yang mengikuti bentuk-bentuk patahan.
3. Pola pemukiman menurut bentang alamnya
a. Pola pemukiman memusat
Rumah-rumah penduduk mengumpul menjadi satu dengan tanah pertanian, perkebunan, peternakan atau pertambangan di sekitarnya.
b. Pola pemukiman memanjang
Rumah-rumah penduduk memanjang atau mengikuti suatu bentang alam atau budaya, misalnya pantai, sungai, jalan, atau rel kereta.
c. Pola pemukiman memencar
Rumah-rumah penduduk memencar atau memisah sendiri-sendiri.
4. Pola penggunaan tanah
Pola penggunaan tanah di suatu wilayah dengan wilayah lainnya tidak selalu sama. Tanah sebagian besar dimanfaatkan manusia untuk melakukan kegiatannya, baik untu kepentigan sosial (perukiman, lapangan olahraga, taman, dsb) maupun untuk kegiatan ekonomi (sawah, perkebunan, perindustrian, dsb). Kegiatan manusia memanfaatkan tanah tersebut mengakibatkan terbentuknya pola penggunaan tanah.