Jenis karangan itu ditentukan berdasarkan tujuannya, dan tujuan karangan baru dapat ditetapkan setelah seseorang mendapat tema yang dapat diuraikan menjadi sebuah karangan. Tanpa tema, tidak aka nada karangan karena tidak ada yang diuraikan. Dengan demikian kegiatan mengarang itu diawali dengan penetapan tema, bukan pembuatan judul. Karena ada sesuatu yang dapat diuraikan, orang lalu menetapkan tujuannya, akan diapakan sesuatu itu. Berdasarkan tujuannya, karangan dibedakan menjadi lima macam, yaitu deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi dan persuasi
1. Deskripsi (lukisan)
Deskripsi (dari bahasa latin :describere: menulis tentang, membuat bagan atau gambaran, memeriakan: descripto :bagan atau gambaran, pemeriaan atau pembeberan) adalah jenis karangan yang lebih menonjolkan penggambaran suatu hal atau objek. Dengan membeberkan detail suatu objek berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman dan perasaannya, penulis bertujuan memungkinkan terciptanya imajinasi pembaca sehingga seolah-olah melihat, mengalami dan merasakan sendiri apa yang dialami oleh penulisnya
Untuk dapat menciptakan daya khayal pembacanya, penulis karangan deskripsi berusaha melukiskan sesuatu dengan sejelas-jelasnya atau sehidup-hidupnya. Dengan begitu, pembaca diharapkan merasa berada atau dihadapkan pada objek yang disajikan oleh penulisnya. Oleh karena itu, karangan deskripsi mudah dikenali lewat ciri-ciri yaitu :
- Penggambaran objeknya demikian merangsang indra pembaca untuk berimajinasi sehingga seolah-olah yang bertutut dalam wacana itu adalah pembaca
- Objek yang digambarkan dirnci atau diuraikan secara mendetail
Dilihat dari sifat objeknya, diskripsi dapat dibedakan atas deskripsi imajinatif/fiktif dan factual/ekspositoris. Deskripsi imajinatif ialah deskripsi khayal yang sebagaimana sering kita jumpai pada cerpen, novel atau roman. Deskripsi factual ialah deskripsi yag objeknya nyata seperti banyak kita jumpai pada deskripsi geografis suatu wilayah, peta dan sebagainya
2. Narasi (penceritaan atau pengisahan)
Narasi (dari bahasa latin :narrare:menceritakan;bercerita tentang; naratio :cerita;penceritaan)adalah jenis karangan yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa. Karena proses kejadian itu berkaitan dengan tindakan atau perbuatan manusia. Maka dalam narasi selalu ada tokoh dan perbuatannya yang berlangsung secara kronologis dalam satu kesatuan waktu. Jadi, ciri karangan narasi yaitu:
- Adanya rangkaian waktu
- Adanya rangkaian peristiwa
Berdasarkan sifatnya karangan narasi dibedakan atas narasi ekspositoris atau narasi factual dan narasi sugestif atau narasi imajiatif. Karena narasi imajinatif itu bersifat rekaan (fiktif), maka narasi imajinatif lazim disebut narasi narasi fiktif. Sebaliknya, narasi ekspositoris yang bersifat factual itu lazim disebut juga narasi nonfiktif
Narasi ekspositoris ialah narasi yang berupa penceritaan kisah tokoh untuk memberikan informasi kepada pembacanya. Contohnya kisah perjalanan, biografi dan lain-lain
Narasi sugestif adalah narasi yang membangkitkan daya khayal pembacanya. Dalam narasi sugestif selalu ada alur cerita. Alur cerita adalah kesatuan antara tokoh, peristiwa dan konflik. Tanpa tokoh yang mengalami konflik dalam peristiwa tertentu, tidak aka ada plot. Contoh narasi imajinatif adalah cerpen atau novel
3. Eksposisi (pemaparan)
Eksposisi (dari bahasa latin ;exponere;memamerkan, menjelaskan, menguraikan; exposito; pameran,penguraian) adalah karangan yang menguraikan atau memaparkan sesuatu dengan tujuan memperluas panndangan dan pengetahuan pembacanya. Melalui karanganny, penulis memaparkan atau menguraikan pokok persoalanya secara objektif. Apakah pembacanya nanti terpengaruh atau tidak, mempercayai kebenarannya atau tidak, hal itu tidak menjadi masalah. Yang penting penulis
Sudah memaparkan pengetahuan atau pengalamannya itu diketahui oleh pembacanya. Karangan yang beisi bahan pelajaran atau penerangan tentang sesuatu merupakan contoh karangan eksposisi
Agar pemaparan pengetahuan atau pengalaman itu memberikan kejelasan kepada pembacanya, penulis acap menggunakan data, fakta, angka-angka dan gambar-gambar dan sebagainya. Karena tujuan karangan eksposisi hanyalah menjelaskan sesuatu secara objektif, maka penggunaan data, fakta dan lain-lain itu bukanlah untuk meyakinkan atau membuktikan, melainkan hanya untuk mengkonkretkan paparannya sebab, keputusan untuk menyatakan benar atau salah dan yakin atau tidak, sepenuhnya diserahkan kepada pembacanya, karena hal itulah maka dalam karangan eksposisi pada umumnya penulis menggunakan gaya informative
Karangan eksposisi mudah dikenali melalui ciri-cirinya, yaitu :
- Karangan itu bersifat informative dan tidak ada upaya untuk mempengaruhi sikap atau pendapat pembaca
- Pada bagian akhir acap berisi penegasan dan bukan simpulan
4. Argumentasi
Argumentasi (dari bahasa latin; arguer;membuktikan, meyakinkan seseorang;argumentation;pembuktian) adalah karangan yang dimaksaudkan untuk membuktikan kebenaran sesuatu yang disampaikan oleh penulisnya. Karena tujuannya membuktikan kebenaran pendapatnya, maka penulis harus menyajikan karangan secara logis, kritis dan sistematis. Bukti-bukti yang dikemukakan harus dapat memperkuat keobjektifan dan kebenaran tulisan sehingga dapat menghapus konflik dan keraguan pembacanya
Kalau dalam karangan eksposisi penulis tidak berusaha mempengaruhi pembacanya, dalam karangan argumentasi penulis berusaha keras untuk mempengaruhi atau mengubah pandangan pembacanya. Ia berusaha agar pembaca percaya kepada uraiannya, sekaligus meninggalkan pandangan yang telah dimilikinya dan menerima pendapat yang baru. Karena adanya upaya meyakinkan pembacanya itulah maka dalam karangan argumentasi biasanya dikemukakan data, fakta angka-angka dan gambar dan sebagainya untuk mendukung/membuktikan kebenaran pernyataannya
Karangan argumentasi mudah dikenali lewat ciri-cirinya, yaitu:
- Adanya pendapat yang disampaikan secara meyakinkan
- Adanya alasan yang kuat untuk mendukung atau membuktikan kebenaran pendapatnya dengan bukti-bukti yang konkret
- Adanya simpulan atau ringkasan isi
5. Persuasi
Persuasi (dari bahasa latin :persuadere;meyakinkan, membujuk untuk berbuat sesuatu ; persuasion;tindakan untuk meyakinkan atau membujuk)adalah karangan yang mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca. Kalau dalam karangan argumentasi itu penulisnya berusaha mengubah pandangan pembaca dengan meyakinkan kebenaran pandangan penulis, dalam karangan persuasi usaha penulis lebih jauh lagi, ia tidak hanya meyakinkan tetapi sudah membujuk, mengarahkan, menyarankan atau mendorong pembacanya untuk berbuat sesuatu
Karangan persuasi mudah dikenali karena cirinya, yaitu:
- adanya gaya propaganda dalam penyampaiannya
- adanya pemilihan kata-kata atau kalimat yang bersifat sugestif
jika sifat dorongan atau ajakan dalam karangan itu sangatlah kuatnya. Maka gaya propaganda meningkat menjadi gaya provokasi (pennghasutan). Kalau kalimat-kalimat propaganda bersifat persuasif, kalimat-kalimat provokasi bersifat agitatif (membakar emosi)
dalam karangan persuasi acap digunakan data, fakta, angka-angka, gambar dan sebagainya seperti pada eksposisi dan argumentasi. Penggunaan data, fakta dan lain-lain itu dimaksudkan untuk memperkuat sugestinya dalam mempengaruhi atau menyarankan pembaca untuk mengikuti ajakan penulis. Karena keinginan penulis untuk membangkitkan kepercayaan pembacanya itu, maka tidak jarang dalam karangan persuasi terjadi manipulasi bukti dan fakta yang disampaikan. Contoh semacam ini yang acap kita jumpai adalah propaganda suatu produk atau iklan, selebaran dan kampanye