Bahasa Indonesia sangat kaya kosakatanya. Kekayaan kosakata tersebut didukung oleh adanya bahasa daerah yang beragam. Keragaman itu tentu akan berpengaruh terhadap artikulasi atau pelafalan bahasa Indonesia. Pelafalan yang salah tentu akan menimbulkan ketidakbakuan kata yang digunakan untuk berkomunikasi
Bahasa baku adalah bahasa yang menggunakan kata-kata yang baik dan benar karena sudah memenuhi aturan-aturan ketatabahasaan. Bahasa baku biasanya digunakan untuk ragam bahasa yang resmi
Bahasa tidak baku adalah bahasa yang tidak menggunakan kata-kata yang baku karena masih banyak faktor ketatabahasaan baku yang tidak dipakai dalam bahasa tersebut
Ada beberapa faktor yang menyebabkan munculnya kata atau bahasa yang tidak baku, yaitu sebagai berikut:1 Pemakai bahasa tidak mengetahui bentuk penulisan dari kata-kata yang dimaksud
2 Pemakai terpengaruh oleh orang yang biasa menggunakan kata tidak baku
3) Pemakai bahasa tidak baku akan selalu ada karena tidak mau memperbaiki kesalahannya sendiri.
Contoh :
1. Kamu jangan merasa pandai (baku)
2. Kamu jangan sok pintar (tidak baku)
3. Saya tak kenal sama dia (tidak baku)
4. Saya tidak mengenal dia (baku)
Ciri-ciri bahasa Indonesia baku atau standar
1. Memakai lafal baku yaitu yang tidak dipakai oleh ejaan resmi
2. Memakai ejaan resmi
Contoh :
Baku : asas, ijazah
Tidak baku : azas, ijasah
3. Memindai dari unsur bahasa daerah
Baku : bertemu, Cuma
Tidak baku : ketemu, cumak
4. Pemakaian fungsi gramatikal (SPOK)
Contoh :
- Ayah ke solo ( tidak baku)
- Ayah pergi ke solo (baku)
5. Mengalami dari pemakaian unsur-usur leksikal yang terpengaruh oleh bahasa daerah atau bahasa asing
Berikut ini adalah contoh penggunaan kata baku
1 Surat menyurat antar lembaga
2 Makalah
3 Lamaran pekerjaan
4 Surat keputusan
5 Perundangan
6 Nota dinas
7 Rapat dinas