A. Menerapkan Pola Gilir Dalam Diskusi
Pembicaraan dalam diskusi berlangsung mengikuti pola gilir yang diatur oleh moderator. Dalam diskusi, baik pembicara/penyaji maupun penanggap/penyanggah berusaha memecahkan masalah yang sama berdasarkan sudut pandangnya masing-masing, tetapi menuju ke satu tujuan yang sama. Oleh karena itu, sifat pembicaraan adalah saling melengkapi atau saling menyempurnakan pendapat
Pembicaraan dalam diskusi pada umumnya direncanakan secara matang pelaksanaanya pun diorganisasikan dengan baik. Secara garis besar, personalia diskusi terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Personalia panitia penyelenggara diskusi
2. Personalia pelaksana diskusi
Personalia panitia inti diskusi terdiri dari ketua, sekertaris dan bendahara. Panitia inti ini dilengkapi dengan pembantu-pembantu bidang untuk urusan tertentu, misalnya urusan urusan tempat, dekorasi, dokumentasi, publikasi dan sebagainya
Personalia pelaksana diskusi terdiri dari pemimpin diskusi/moderator, penyaji/pemrasaran, peserta atau penyanggah dan pencatat. Jika diskusi berupa seminar maka penyanggah dibagi atas beberapa bidang sesuai dengan bidang keahliannya
Kalimat-kalimat yang menandai adanya penerapan pola gilir dalam diskusi antara lain sebagai berikut :
Moderator :
- Mari kita simak penyajian makalah oleh …Sdr….dipersilahkan
- Demikian penyajian makalah oleh …..
- Para peserta dipersilahkan memberi tanggapan
- Penanya kedua dipersilahkan
- Penyaji dipersilahkan member jawaban atau tanggapan balik
Penyaji :
- ….waktu dan tempat saya kembalikan kepada saudara moderator
- Terima kasih atas tanggapan dari…dan jawaban kami sebagai berikut
- Menjawab pertanyaan saudara ….
Peserta :
- Pertanyaan saya tujukan kepada pembicara pertama
- Terima kasih kepada moderator yang telah memberi kesempatan kepada saya
- Kesempatan saya kembalikan kepada moderator
- ……, mohon kiranya saudara penyaji berkenan memberi penjelasan lebih detail
B. Menerapkan Pola Gilir Dalam Komuniasi Sehari-hari
Dalam kaitannya dengan penerapan pola gilir berbicara, ada semacam etika moral yang memberikan prioritas berbicara kepada orang yang mempunyai posisi sosial atau usia yang lebih tinggi
Hal lain yang berkaitan dengan penerapan pola gilir adalah etika berbicara yang berupa larangan memotong (menyela) pembicaraan. Pelanggaran atas norma ini acap berakibat kacaunya komunikasi karena adanya pihak yang tidak mengendalikan luapan emosinya
Jika dalam komunikasi terjadi kevakuman, maka ketua atau pemrakarsa harus segera mengatasinya. Caranya antara lain dengan :
1. Melontarkan pertanyaan perangsang kepada sekalian yang hadir
2. Melemparkan kesempatan bicara kepada beberapa peserta yang diperkirakan produktif dalam menyumbangkan gagasan
3. Mengajukan pertanyaan tersamar yang isinya mengingatkan peserta agar perbincangan tidak terhenti
Dalam komunikasi dua pihak, untuk menjaga keberlangsungan komunikasi hendaknya pembicara bisa membangkitkan perhatian pendengar, caranya antara dengan mengajukan pertanyaan atau meminta tanggapan/pendapat/masukan. Misalnya:
- Kalau menurutmu bagaimana?
- Kamu setuju kan?
- Aneh kan?
- Saya kira kamu juga sependapat dengan saya bukan?
- Bagaimana kira-kira?
Sebaliknya, pendengar hendaknya juga peka terhadap kesempatan untuk berbicara, sehingga bisa dengan cepat merespon, member tanggapan, pandangan, penghargaan atau apresiasi misalnya dengan kalimat berikut:
- O begitu ya
- Ya emang begitu
- Terus bagaimana kelanjutannya?
- Saya kira begitu
- Saya setuju
- Wah, hebat ya.
- Wah, tidak menyangka
Selain itu keberlangsungan dan kenyamanan komunikasi akan terjaga jika kedua belah pihak bisa menilai relevan atau tidaknya apa yang akan dikemukakan dengan topic yang diperbincangkan