a. Silogisme
Pola ini dimulai dengan mengemukakan pernyataan yang umum (premis umum/mayor), diikuti pernyataan khusus (premis khusus/minor) ditarik kesimpulan terhadap hal yang khusus
Contoh :
Binatang menyusui berkembang biak dengan cara melahirkan anak. Ikan paus adalah binatang yang menyusui anaknya. Jadi, ikan paus juga berkembang biak dengan melahirkan anak
b. Sebab -> akibat-akibat
Pola ini dimulai dari suatu sebab, lalu dicari atau dirunut kemungkinan akibat-akibatnya
Contoh ;
Hingga bulan desember ternyata hujan belum turun. Banyak sawah dan lahan pertanian kekeringan dan tidak bisa ditanami. Banyak petani yang persediaan pangannya tidak akan bertahan sampai panen berikutnya. Kerawanan sosial diperkirakan akan meningkat
c. Akibat-> sebab-sebab
Pola ini dimulai dari suatu akibat, lalu dicari kemungkinan sebab-sebabnya
Contoh :
Petani yang kebanyakan miskin sulit untuk beranjak dari kemiskinan. Lahan pertanian mereka rata-rata sempit. Tiap musim panen harga beras turun drastis,ketika harga beras beranjak naik, persediaan beras mereka telah habis sehingga justru harus membeli. Harga pupuk pun ikut memperparah kemiskinan petani. Demikian pula harga obat-obatan
2. Penalaran Induktif
Pola ini dimulai dengan mengemukakan hal-hal atau peristiwa-peristiwa yang bersifat khusus, lalu ditariklah sebuah simpulan umum berdasarkan hal-hal yang bersifat khusus tersebut
a. Generalisasi
Generalisasi ialah perumusan simpulan umum berdasarkan data/fakta/bukti/contoh atau kejadian-kejadian yang bersifat khusus
Contoh :
Manusia adalah makhluk hidup, setiap hari butuh makan. Binatang adalah makhluk hidup, setiap hari butuh makan. Tumbuh-tumbuhan adalah makhluk hidup, setiap hari butuh makan. Jadi, semua jenis makhluk hidup setiap hari butuh makan
Catatan :
Jika ada keadian-kejadian khusus yang tidak berlaku, generalisasi harus diturunkan kadarnya dari semua/seluruh/setiap menjadi hampir semua/sebagian besar/banyak/beberapa/sedikit dan sejenisnya
b. Sebab-sebab-> akibat
Pola ini dimulai dengan mengemukakan fakta-fakta yang menjadi sebab, kemudian ditarik simpulan yang berupa akibat
Contoh :
Sungai menjadi tempat pembuangan sampah. Sungai semakin sempit, daerah aliran sungai yang dihuni oleh manusia. Selokan dan parit puun tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Akibatnya setiap musim hujan tiba terjadi banjir dimana-mana
c. Akibat-akibat->sebab
Pola ini dimulai dengan mengemukakan fakta-fakta yang merupakan akibat, kemudian kita telusuri, kita analisis penyebabnya
Contoh :
Sebanyak 150.000 orang disidoarjo terpaksa mengungsi. Sekitar 30.000 rumah terendam lumpur. Kerugian total diperkirakan bisa mencapai Rp 30 triliun. Luapan lumpur tidak bisa dihentikan Karena keluar melalui dari celah-celah rekahan tanah yang tidak memusat
d. Sebab-akibat berantai
pola ini dimulai dengan mengemukakan fakta-fakta yang menjadi sebab, kemudian diikuti akibatnya. Akibat ini membawa akibat berikutnya lagi, demikian seterusnya sampai hal yang dipandang sebagai akibat akhir
contoh :
harga BBM per maret 2005 dinaikkan karena pemerintah bermaksud mengurangi subsidinya untuk mengentaskan rakyat lapisan bawah dari kemiskinan. Karena harga BBM naik, biaya angkutan pun naik. Dan, dapat dipastikan akibatnya, yaitu harga segala barang kebutuhan pun naik. Naiknya segala kebutuhan sangat memberatkan rakyat berpenghasilan rendah
e. Analogi
Analogi yaitu pengambilan simpulan dengan asumsi bahwa jika dua hal atau lebih memiliki beberapa kesamaan penting, maka dalam aspek lain pun memiliki kesamaan atau penggunaan pembanding untuk mengambil simpulan atas suatu hal yang memiliki persamaan sifat dasar
Contoh :
Alam semesta berjalan dengan sangat teratur seperti halnya mesin. Matahari, bumi, bulan dan bintang yang berjuta-juta beredar dengan teratur seperti teraturnya roda mesin yang rumit berputar. Semua bergerak mengikuti irama tertentu. Mesin rumit itu ada penciptanya yaitu manusia yang pandai dan teliti. Tidaklah alam yang maha besar dan beredar rapi sepanjang masa ini tidak pula ada penciptanya? Penciptanya yang maha pandai, maha teliti dan maha bijaksana?